KUNINGAN UPDATE | WINDUHAJI — Kuningan terkenal memiliki tradisi keagamaan yang kental, dengan kegiatan bernuansa religius, seperti tahlilan, barjanji, ziarah makam dan pengajian.
Seperti tampak pada hari ini, area pemakaman Syech Muhibat Winduhaji, ramai di kunjungi warga sekitar.
Kegiatan warga tersebut sampai sekarang tetap dilestarikan dan berkembang di masyarakat. Adanya tradisi ziarah kubur pada Jumat Kliwon tersebut merupakan bukti betapa kentalnya religius dikota ini.
Ziarah berasal dari bahasa arab "ziyarah" yang secara etimologi berarti kunjungan. Sedangkan tradisi ziarah di Kuningan adalah salah satu bentuk ritual yang mempunyai tujuan untuk mengingatkan manusia kepada arwah para leluhur, kedua orang tua, dan keluarga yang telah banyak berjasa bagi mereka.
"Banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran dari orang-orang yang meninggal, supaya seluruh peziarah ingat tentang kematian, selain agar hatinya menjadi lembut, hatinya menangis karena takut kepada Allah, dan kehidupan mereka menjadi lebih baik dari pada sebelumnya," jelas Kang Asep, saat ditemui di area pemakaman Syech Muhibat Winduhaji, pada Jumat (19/1).
Menurutnya, Itu semua tentu akan memberi dampak positif dalam kehidupan, mewariskan sikap zuhud terhadap dunia dan materi.
"Keunikan tradisi ini ternyata sampai sekarang masih di pegang teguh oleh sebagian warga Kuningan," ujarnya.
Ziarah kubur adalah salah satu bentuk mendoakan orang yang sudah meninggal. Menurut Kang Asep, mengunjungi makam orang tua yang telah wafat dan mendoakan mereka adalah salah satu cara untuk bersilaturahmi dengan mereka.
"Doa yang kita panjatkan akan memberikan manfaat bagi mereka di akhirat," pungkasnya.(Assyifa Putri)
